Panggung musik Indonesia kembali dimeriahkan dengan penampilan Raisa Andriana di Festival Jazz Goes To Campus ke-48 yang berlangsung di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Depok. Dalam pergelaran tersebut, Raisa menegaskan bahwa kesuksesan karier bermusik yang ia raih tidak berorientasi pada popularitas semata, melainkan pada dedikasinya terhadap seni dan musik. Pertunjukan ini memberikan kesempatan bagi Raisa untuk mengekspresikan pandangannya tentang tujuan sesungguhnya dalam berkarier.
Fokus pada Esensi Musik
Penyanyi kenamaan ini menekankan betapa pentingnya berorientasi pada esensi dan kualitas dalam bermusik ketimbang sekadar mengejar popularitas. Menurut Raisa, menjadi viral bukanlah tujuan yang ia capai. Ada sesuatu yang lebih mendalam dari sekadar menjadi pusat perhatian media atau masyarakat. Bagi seorang musisi, terlibat dalam penciptaan dan penyampaian karya yang berkualitas menjadi sebuah kebanggaan tersendiri.
Festival Jazz Sebagai Ajang Pernyataan Diri
Festival Jazz Goes To Campus bukan hanya sekadar pertunjukan musik bagi Raisa. Acara ini menjadi wadah baginya untuk menyampaikan pandangan dan memperjuangkan nilai yang ia anut dalam bermusik. Dengan tampil di depan ribuan penonton, Raisa ingin menunjukkan bahwa musik yang dia hadirkan terus dihasilkan dari ketulusan, bukan sensasi. Musiknya adalah sebuah perjalanan personal, bukan sekadar sarana untuk menggapai pengakuan atau ketenaran instan.
Pandangan Tentang Kesuksesan
Selama ini, kesuksesan dalam industri musik seringkali diukur dari jumlah penonton atau popularitas di media sosial. Namun, Raisa mengajak masyarakat untuk melihat dari perspektif yang berbeda. Menurutnya, kesuksesan yang hakiki terletak pada kemampuan musisi untuk menyentuh hati pendengarnya dan meninggalkan jejak yang berarti melalui karyanya. Sesuatu yang tidak selalu bisa dicapai semata melalui keberadaan viral di media sosial.
Meneladani Kerendahan Hati pada Musisi Muda
Bagi banyak musisi muda, pandangan dan sikap yang ditunjukkan Raisa bisa menjadi inspirasi. Di tengah dunia yang semakin terobsesi dengan viralitas, Raisa menunjukkan bahwa fokus pada karya tetap menjadi prioritas utama. Kejujuran dan ketulusan dalam menciptakan karya adalah fondasi untuk karier yang abadi. Ini merupakan nilai penting yang perlu diinternalisasi oleh generasi baru musisi di tengah arus popularitas digital yang begitu deras.
Bagaimana Arti Ketulusan dalam Bermusik
Raisa memberi contoh nyata tentang bagaimana ketulusan menjadi arti penting dalam kariernya. Dalam setiap penampilannya, bisa dirasakan emosi dan usaha yang tulus untuk menghadirkan yang terbaik bagi penontonnya. Ketulusan ini menambahkan nilai lebih pada musiknya, sesuatu yang tidak bisa diukur dengan jumlah klik atau likes di media sosial, tetapi dengan kepuasan batin dan estetika seni yang tinggi.
Kesimpulannya, Raisa Andriana bukan hanya sekadar seorang penyanyi bertalenta, tetapi juga sosok yang menyuarakan arti ketulusan dalam berkarya. Dengan jelas ia menyampaikan bahwa tujuan hidupnya dalam bermusik bukan untuk menjadi viral, melainkan untuk memberikan sensasi musikal yang berkesan dan autentik. Sikap ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa ada nilai-nilai lain yang lebih bermakna dibandingkan dengan sekadar popularitas dan pengakuan sosial, yaitu dedikasi dan cinta sejati terhadap seni.
