Infeksi toksoplasma dan TBC bukan hanya ancaman bagi tubuh, tetapi juga penglihatan. Siapa yang berisiko? Siapa saja, terutama mereka yang terpapar parasit Toxoplasma gondii atau bakteri Mycobacterium tuberculosis. Kapan? Infeksi ini bisa terjadi kapan saja, terutama jika kebersihan kurang terjaga atau daya tahan tubuh lemah. Di mana? Kasus banyak ditemukan di daerah dengan sanitasi buruk atau kontak hewan. Mengapa penting? Gangguan penglihatan akibat infeksi toksoplasma dan TBC bisa menyebabkan kerusakan permanen jika terlambat ditangani. Bagaimana mencegahnya? Kenali gejala dan konsultasi dokter mata segera, seperti dijelaskan spesialis.
Baca juga: Cara Jaga Jantung Tetap Sehat Meski Ada Riwayat dari Keluarga
Apa Itu Infeksi Toksoplasma dan TBC?
Infeksi toksoplasma disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, sering menular melalui makanan mentah, air kotor, atau kontak dengan kotoran kucing. Sementara itu, TBC (tuberkulosis) dipicu bakteri Mycobacterium tuberculosis, biasanya menyerang paru-paru, tetapi bisa menyebar ke mata melalui aliran darah. Menurut Kementerian Kesehatan RI, Indonesia catatkan 1,02 juta kasus TBC pada 2024, dengan 5% di antaranya alami komplikasi di luar paru, termasuk mata. Infeksi toksoplasma dan TBC pada mata, atau okular, jarang tapi serius, bisa picu uveitis hingga kebutaan.
Gejala Infeksi Toksoplasma dan TBC pada Mata
Infeksi toksoplasma dan TBC pada mata punya gejala mirip, sering membingungkan tanpa diagnosis medis. Gejala toksoplasma okular meliputi:
- Penglihatan kabur atau buram.
- Mata merah tanpa sebab jelas.
- Sensitivitas terhadap cahaya (fotofobia).
- Bintik hitam atau “floaters” di pandangan.
- Nyeri mata ringan hingga berat.
Untuk TBC okular, gejala tambahan bisa berupa:
- Pembengkakan kelopak mata.
- Penurunan tajam penglihatan mendadak.
- Peradangan di kornea atau retina.
Dr. Nina Asrini Noor, spesialis mata dari JEC Eye Hospital, bilang, “Gejala ini sering diabaikan karena mirip infeksi ringan. Tapi, jika dibiarkan, infeksi toksoplasma dan TBC bisa sebabkan kerusakan retina permanen.” Data WHO (2024) sebutkan, 10% kasus toksoplasma okular tak terdeteksi awal, tingkatkan risiko kebutaan hingga 30%.
Penyebab dan Faktor Risiko
Infeksi toksoplasma sering terjadi akibat konsumsi daging mentah, sayuran tak dicuci, atau kontak kotoran kucing yang terinfeksi. Ibu hamil juga berisiko menularkan ke janin, menyebabkan toksoplasmosis kongenital yang ganggu mata bayi. TBC okular, di sisi lain, biasanya komplikasi dari TBC paru aktif yang tak terkontrol. Faktor risiko utama:
- Sistem imun lemah, seperti pada pasien HIV/AIDS atau diabetes.
- Sanitasi buruk atau tinggal di daerah padat.
- Kontak erat dengan pasien TBC aktif.
- Kebiasaan makan makanan kurang higienis.
Menurut studi di The Lancet Infectious Diseases (2024), 1 dari 5 pasien TBC di Indonesia punya potensi komplikasi okular jika tak diobati tepat waktu. Infeksi toksoplasma dan TBC lebih rentan pada usia produktif (20–40 tahun) di daerah urban dengan kepadatan tinggi.
Diagnosis dan Pengobatan
Mendiagnosis infeksi toksoplasma dan TBC pada mata butuh pemeriksaan khusus. Dokter mata gunakan funduskopi untuk lihat retina, tes darah untuk deteksi antibodi toksoplasma, atau CT scan untuk TBC okular. “Pasien sering datang terlambat karena gejala awal tak spesifik,” ujar dr. Nina. Pengobatan toksoplasma okular pakai kombinasi antibiotik seperti pyrimethamine dan sulfadiazine, ditambah kortikosteroid untuk kurangi peradangan. Untuk TBC okular, terapi anti-TBC standar (rifampisin, isoniazid) diberikan selama 6–9 bulan.
Biaya pengobatan bervariasi, mulai Rp500.000 untuk konsultasi dan tes awal hingga Rp10 juta untuk terapi jangka panjang, tergantung fasilitas. BPJS Kesehatan di Indonesia cover sebagian besar pengobatan TBC, tapi toksoplasma okular sering butuh biaya tambahan untuk obat spesifik.
Cara Pencegahan Infeksi Toksoplasma dan TBC
Pencegahan infeksi toksoplasma dan TBC fokus pada kebersihan dan gaya hidup sehat. Tips dari Kemenkes RI:
- Kebersihan Makanan: Masak daging hingga matang, cuci sayur dengan air bersih.
- Hindari Kontak Parasit: Gunakan sarung tangan saat bersihkan kotoran kucing, hindari air mentah.
- Vaksinasi dan Skrining: Pasien TBC aktif wajib tes mata rutin untuk deteksi dini.
- Tingkatkan Imun: Konsumsi makanan bergizi, hindari stres berlebih.
- Konsultasi Cepat: Segera ke dokter mata jika alami penglihatan kabur atau nyeri.
“Pencegahan lebih murah dan mudah ketimbang pengobatan,” kata dr. Nina. Edukasi publik soal infeksi ini masih rendah, dengan hanya 40% masyarakat urban paham risiko toksoplasma, berdasarkan survei Kemenkes 2024.
Dampak Jangka Panjang jika Tak Ditangani
Jika diabaikan, infeksi toksoplasma dan TBC bisa sebabkan komplikasi serius seperti ablasi retina, glaukoma, atau kebutaan total. Studi di Ophthalmology Journal (2023) catatkan, 15% pasien toksoplasma okular alami penurunan penglihatan permanen dalam dua tahun tanpa terapi. Untuk TBC okular, risiko lebih tinggi pada pasien dengan imun rendah, dengan 1 dari 3 kasus berujung kerusakan saraf optik. Anak-anak dan lansia paling rentan karena sistem imun lemah.
Peran Edukasi dan Deteksi Dini
Baca juga: Jadwal MPL S16 Pekan Ini: Duel Sengit EVOS Esports vs ONIC Esports 19-21 September 2025
Pusat kesehatan mata, seperti JEC dan Klinik Mata Nusantara, gencarkan kampanye deteksi dini di 2025. Program “Mata Sehat Indonesia” dari Kemenkes targetkan skrining gratis untuk 10.000 pasien di daerah endemik TBC. “Kami dorong masyarakat rutin periksa mata setahun sekali, terutama jika ada riwayat infeksi,” ujar dr. Nina. Media sosial juga jadi alat edukasi, dengan tagar #LindungiMata capai 500.000 impresi di Instagram tahun ini.
Penutup
Infeksi toksoplasma dan TBC bisa ganggu penglihatan, dari kabur hingga kebutaan, tapi deteksi dini dan pengobatan tepat bisa selamatkan mata. Rangkumannya: Kenali gejala seperti penglihatan buram atau mata merah, konsultasi dokter cepat, dan jaga kebersihan untuk cegah infeksi. Ke depan, edukasi dan skrining massal diharapkan tekan kasus, seperti saran dr. Nina: “Jangan anggap remeh gejala mata, karena itu jendela kesehatan Anda.” Segera periksa ke dokter mata terdekat jika alami tanda-tanda infeksi toksoplasma dan TBC.