Eva Nahla Arey baru saja diangkat sebagai Duta Baca di Seram Bagian Timur (SBT), menjadikannya simbol baru dalam perjuangan menanamkan budaya literasi di daerah tersebut. Perempuan muda yang sebelumnya aktif dalam komunitas peduli sampah ini memutuskan untuk membawa semangat yang sama dalam merangsang minat baca, terutama di kalangan generasi muda dan pelajar di wilayahnya. Titel Duta Baca bagi Eva bukan hanya penghargaan semata, tetapi sebuah amanah besar untuk menyebarkan api semangat membaca dan menulis.
Perjalanan Eva dari Komunitas Sampah ke Literasi
Sebelum menyandang gelar Duta Baca, Eva Nahla telah lama terlibat aktif dalam komunitas peduli lingkungan yang berfokus pada pengelolaan sampah di sekitar SBT. Pengalaman ini mengajarkannya pentingnya aksi nyata dalam komunitas dan kepedulian terhadap isu sosial. Keterlibatan Eva dalam komunitas tersebut menunjukkan kemampuannya dalam memobilisasi anak muda untuk berpartisipasi pada kegiatan positif. Kini, ia membawa semangat yang sama dalam mempromosikan literasi.
Mengembangkan Inisiatif Literasi
Penyematan gelar Duta Baca kepada Eva menjadi momentum untuk mengembangkan berbagai inisiatif baru dalam dunia literasi. Ia merencanakan program-program kreatif yang bertujuan untuk meningkatkan akses dan minat baca di kalangan masyarakat SBT. Mulai dari penyediaan perpustakaan keliling hingga diskusi buku berkelanjutan yang menjangkau pelosok daerah, Eva berharap dapat mempengaruhi pola pikir dan kebiasaan masyarakat dalam melihat pentingnya literasi sebagai fondasi pembangunan komunitas yang lebih baik.
Tantangan dan Harapan
Tantangan terbesar yang dihadapi Eva adalah mengubah pandangan masyarakat tentang pentingnya literasi. Di daerah dengan keterbatasan fasilitas seperti SBT, literasi sering kali dipandang sebelah mata. Keterjangkauan buku bacaan dan bahan literasi yang masih terbatas menjadi rintangan nyata bagi upaya peningkatan budaya membaca. Meskipun demikian, dengan semangat pantang menyerah, Eva terus berupaya menggalang dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan pihak swasta, untuk menyediakan sarana penunjang literasi bagi masyarakat SBT.
Upaya Merangkul Generasi Muda
Fokus utama Eva adalah merangkul generasi muda dalam gerakan literasi ini. Dia percaya bahwa anak muda memiliki peran penting dalam transformasi sosial. Dengan mendekatkan buku dan aktivitas literasi kepada mereka, Eva berharap dapat menumbuhkan kecintaan pada ilmu pengetahuan sejak dini. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah mengadakan lomba menulis bagi pelajar. Melalui kompetisi ini, diharapkan dapat dihasilkan karya-karya yang tidak hanya terampil dari segi teknik penulisan, tetapi juga kritis dan inovatif dalam tema dan konten.
Peran Serta Publik dalam Gerakan Literasi
Gerakan literasi yang dimotori Eva tidak akan berarti tanpa dukungan publik. Partisipasi masyarakat menjadi kunci keberhasilan program yang telah dirancang. Eva mengundang seluruh elemen masyarakat untuk terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan literasi, baik sebagai peserta maupun penggerak. Dia menekankan bahwa gerakan ini bukan milik satu orang atau lembaga tertentu, tetapi merupakan tanggung jawab bersama dalam menciptakan generasi yang lebih berpendidikan dan berdaya saing global.
Menatap Masa Depan Literasi SBT
Dengan optimisme tinggi, Eva Nahla percaya akan masa depan literasi yang lebih cerah di SBT. Dia berharap upaya yang telah dilakukannya dapat membangun fondasi yang kuat untuk generasi selanjutnya. Inisiatif yang dia kembangkan diharapkan menjadi contoh inspiratif bagi daerah-daerah lain yang memiliki tantangan serupa. Pada akhirnya, perubahan besar dimulai dari tindakan kecil yang konsisten. Eva Nahla Arey telah membuktikan bahwa dengan semangat, kerja keras, dan dukungan kolektif, impian membumikan literasi bukanlah hal mustahil.
